Sabtu, 25 Februari 2012

Rasa Memiliki Yang Pudar

ni mengenai sebuah sekolah madrasah yang berada pada lingkungan kompleks orang-orang yang mampu bahkan tergolong kaya……
Sekolah merupakan tempat anak-anak untuk menuntut ilmu….
tempat anak-anak mengenal teman-teman seusianya satu sama lain….
tempat untuk belajar dari yang tidak bisa hingga menjadi bisa….
Sekolah juga merupakan tempat guru-guru mengamalkan ilmunya….
tempat guru-guru mencurahkan kasih sayangnya pada anak-anak didiknya….
tempat untuk membimbing anak-anak didiknya tersebut agar menjadi anak yang baik….
dan juga tempat guru-guru untuk mendapatkan penghasilan yang memadai…..
walaupun msh tergolong jauh dr penghasilan yang memadai….
Sekolah ini berada pada lingkungan kompleks orang-orang yang tergolong kaya….rumah yg besar-besar, tinggi-tinggi, punya mobil, dan sebagainya….
namun sayang sekali, sekolah ini bukan merupakan sekolah yang temasuk sekolah untuk anak-anak orang kaya tersebut…..
tak ada seorang pun dari anak-anak mereka yang bersekolah disekolah tersebut….(mereka lebih memilih sekolah lain yang lebih elit)
Mungkin dalam pikiran mereka, kalau uang banyak ngapai menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah yang sangat minim sekali fasilitas dan juga bergabung dengan anak-anak kurang mampu….
Memang terasa aneh sekali, sekolah berada pada kompleks orang-orang kaya, namun tak ada satupun anak dari orang-orang kaya tersebut yang besekolah di sekolah tersebut.
Anak-anak yang bersekolah di sekolah ini merupakan anak-anak yang berada pada tingkat ekonomi yang berbanding terbalik dengan orang-orang kaya tersebut….
mereka merupakan anak-anak dari orang tua yang berpenghasilan yang sangat minim sekali….(tergolong tidak mampu)
mereka pun tinggalnya di belakang kompleks orang-orang kaya tersebut….
rata-rata orang tuanya hanya bekerja sebagai buruh tani, jualan kecil-kecilan, bahkan penarik becak….
mungkin untuk makan saja sudah susah….. dan makan pun seadanya….
Ya, sekolah ini memang mengratiskan semua biaya sekolah untuk anak yang besekolah di sekolah ini karena memang yang sekolah disini tidak bisa membayar biayanya kalau sekolah ini memungut biaya….
bahkan sekolah ini pun memberikan tas, buku gratis untuk siswa2 baru pada awal tahun pelajaran baru…
Sekarang jumlah seluruh siswa disini berjumlah 241 siswa yang terbagi menjadi 6 kelas….
rata-rata siswa perkelasnya yaitu 50an…..
jumlah itu sudah sangat tidak kondusif lagi apabila dijadikan dalam 1 kelas……
coba anda bayangkan terlebih dahulu bagaimanakah kondisi kelas tersebut apabila ada anak sebanyak 50 orang berkumpul di 1 kelas yang tidak besar…?
apakah yang akan terjadi didalam kelas tersebut?
ada pasti sudah dapat menebak apa yang akan terjadi di kelas tersebut…..?
seharusnya dalam 1 kelas itu hanya berada 25 siswa…sehingga suasana dalam kelas tersebut tidak terlalu ribut ataupun gaduh hingga guru dapat memberikan pelajaran dengan baik dan siswapun mengerti….
namun mau apa lagi karena tidak didukung oleh keuangan yang mencukupi untuk melengkapi fasilitas tersebut….

Sahabat Sejati (Rovi dan Firman)

Persahabatan antara 2 orang siswa kelas 3 ( antara Rovi dan Firman) ini membuaku merasakan betapa solidnya mereka dalam bersahabat….
dapat merasakan apa yang dirasakan satu sama lain, saling mengajari ketika sedang belajar dikelas apabila salah satu hari mereka ada yang tidak mengerti, saling memberikan semangat untuk dapat belajar dengan baik, dan juga dapat merasakan perasaan senang, gembira, bahkan sedih satu sama lain…..
Hari ini kulihat sendiri persahabatan mereka begitu membuatku tersentuh dan juga meneteskan air mata…
Dimulai ketika ada salah satu dari mereka (Rovi) menangis tersedu-sedu di dalam kelas dikarenakan diisengi dan sedikit diberi gretakan oleh temannya yang lain….
Melihat sahabatnya tersebut menangis tersedu-sedu, anak yang satu ini (Firman) pun ikutan menangis……
seperti merasakan apa yang dirasakan oleh sahabatnya itu…
Ku coba tuk menenangkan Rovi untuk tidak menangis dan memaafkan teman  telah mengisenginya tersebut… lalu kemudian suara tangisan dari Rovi pun sudah mulai sedikit-sedikit berkurang….
Kulihat dipojok belakang, si Firman masih menangis, (awalnyaa saya bingung kenapa ya firman menangis padahal kan tidak berkelahi dengan yang lainnya)|
Aku pun bertanya pada anak2 lainnya….. mereka bilang kepadaku mereka berdua memang sahabatan bu…. kemarin aja ketika firman menangis karena berkelahi dengan temannya Rovi juga langsung menangis…
Hatiku langsung tersentuh dengan informasi tersebut…….
salut sekali dengan persahabatan mereka…
Lalu ku coba tuk memberhetikan tangisan Rovi agar tidak menangis lagi walaupun sudah sedikit pelan tangisannya. Ku bilang : Rovi jangan nangis lagi y, liat tuh firman jadi menangis juga melihat rovi menangis….
Mendengar perkataan ku itu, Rovi melihat ke arah firman, dan kembali menangis lagi melihat  sahabatnya itu ikutan menangis.
Ku coba menenangkan kembali, sambil mengajak Rovi tuk mengerjakan tugas dari guru bersama Firman dibelakang. Dengan semangat Rovi langsung mengambil buku dan berjalan ke belakang tuk menghampiri firman.
Ku ajak mereka tuk menghentikan tangisan mereka dan menyemangati mereka tuk tetap menjadi sahabat yang seperti sekarang dan harus tetap solid…
Mereka saling membersihkan air mata mereka yang telah menetesi bagian wajah mereka.
Untuk mempererat persahabatan mereka, saya memberikan satu contoh jabat tangan tuk persahabatan…Mereka dengan senangnya dan bersemangat tuk berjabat tangan persahabatan tersebut.
Akhirnya merekapun berhenti menangis dan melanjutkan kembali mengerjakan tugas bersama dan saling mengajari satu sama lain…
Begitulah kisah  SAHABAT SEJATI antara Rovi dan Firman (Anak kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah).
Semoga persahabatan kalian tetap abadi hingga kalian dewasa…… amin.
Dengan adanya sahabat semoga siswa-siswa dapat lebih termotivasi kembali dalam belajar baik disekolah ataupun dirumah. Mereka bisa saling mendukung satu sama lain di sekolah. Saling mengajarkan dan memberikan teguran jika salah satu sahabatnya berbuat kesalahaan ataupun malas dalam belajar.
Dengan adanya sahabat, para siswa juga pasti akan lebih termotivasi untuk dapat belajar sebaik mungkin dan menunjukkan hasil belajarnya kepada sahabatnya. Akan lebih menyenangkan jika kedua sahabat ini mencapai hasil pembelajaran yang maksimal..
Marilah mencari sahabat sejati untuk dirimu…Siswa-siswa dimanapun berada. Jadilah seperti Rovi dan Firman.

Jumat, 04 Maret 2011

Langkah Pertamaku

Hari pertama ku datang kesekolah tempat yang nantinya menjadi tempat magang ku selama 3 bulan kedepan begitu tak kuduga sama sekali. Sebuah sekolah MI yang berada dalam satu lokasi dengan MTS As-Syafi'iyah. Kelas MI nya juga hanya ada satu yaitu kelas 1, ruang gurunya pun bergabung dengan ruang guru-guru MTS nya. Diruang yang bisa dikatakan masih sangat kurang layak untuk dijadikan sebuah ruangan kerja bagi guru-guru tersebut. Atapnya yang tidak ada plafonnya, tata ruangnya pun masih sangat berantakan. Dan juga berkumpulnya guru-guru MTS yang laki-laki mengobrol santai disana sambil menghisap rokok, menjadikan ruangan guru tersebut menjadi pengap karena asap rokok itu. 
Ketika saya masuk ke ruang tersebut bersama dosen pembimbing ku, asap rokok dari guru-guru tersebut sudah membuatku menjadi sedikit sesak. Namun aku harus menahan semua itu dan harus tetap masuk ke ruang tersebut. 
Di sudut ruangan sebelah kiri yang disekat oleh triplek sebagian dan lumayan kecil sekali itulah yang dapat dijadikan ruang guru khusus untuk guru-guru dan juga kepala sekolah MI. Mejanya hanya ada 2 dan juga 3 buah tempat duduk. satu kursi dan meja untuk kepala sekolahnya dan yang satunya lagi untuk Tata Usahanya. Didalam ruang tersebut kepala sekolahnya sudah menunggu kami di tempat duduknya. Kemudian aku berkenalan dengan kepala sekolah tersebut. Namanya Ibu Ernita Susanti tepati guru-guru disini lebih sering memanggilnya dengan sebutan umi. Saya dan pembimbing ku pun dipersilakan duduk oleh ibu ternita. 
Pembimbingku menjelaskan sedikit tentang perihal kegiatan magang yang ingin dilakukan oleh saya selama 3 bulan kedepan ini, dan juga memberikan sebuah berkas yang berisi modul magang dan juga cara-cara memberikan penilaian untuk saya ketika saya sudah melakukan kegiatan magang nantinya. Setelah menjelaskan itu pembimbing saya pun bertanya kepada umi "nanti saya akan tinggal dimana ya?, trus umi mengatakan ya nanti akan tiinggal dirumah saya, katanya.  Oh ya umi ini juga merupakan istri dari pak sunaryo adhiatmoko seorang penulis yang pernah juga menjadi pembicara di kelas pelatihan kami .Setelah semuanya di jelaskan, pembimbing saya pun pamit untuk pulang ke LPI kembali. Aku pun dilepaskan oleh pembimbingku. 
Kuawali langkah pertamaku untuk memberikan yang terbaik untuk sekolah ini dan juga akan selalu berusaha menjadi guru yang dapat membuat siswanya menjadi baik juga. Langkah pertama kulalui ketika memasuki ruang kelas yang didalamnya hanya ada 15 siswa  sambil menyapa mereka dengan kata "Assalamualaikum". n Ditemani dengan umi (kepala sekolah) saya masuk ke kelas tersebut. Perkenalan dengan siswa-siswanya pun kulakukan sambil memperkenalkan nama, asal saya dan tujuan saya datang kesini yaitu untuk magang di sekolah ini selama 3 bulan. 
Kesan pertama saya ketika melihat siswa-siswa tersebut "wah anaknya ini aktif-aktif semua ya.... " ini merupakan tantangan bagiku, aku pasti bisa. bilangku dalam hati. 
Karena waktu sudah menunjukkan pukul 10.30 WIB, ini merupakan waktu untuk siswa-siswanya pulang sekolah. Sebelum pulang mereka membaca doa dan juga janji setelah pulang sekolah. Satu persatu dari mereka pun menyalami saya ketika mereka pulang, rasanya sangat senang sekali, sekarang saya sudah terjun secara langsung ke sekolah jadi harus berusaha untuk mewujudkan yang terbaik bagi semuanya.

Selasa, 15 Februari 2011

Memulai Hari yang Baru

16 Februari 2011, merupakan awal dari perjuangan kami anak-anak SGEI (Sekolah Guru Ekselensia Indonesia). Hari pertama kami magang kesekolah-sekolah. Rasa Senang, Bahagia maupun tegang bercampur dalam hati.
 Semoga hari ini bisa dimanfaatkan sebaik mungkin, dan dapat menjadi hari yang tak terlupakan bagi kami semua, khususnya saya.
Ya Allah mohon bimbingan-Mu, agar dimudahkan oleh -Mu jalan yang saya lalui ini. Semoga saya diterima dengan hangat disekolah tempat saya magang nantinya. Semoga guru-guru dan siswanya baik-baik, Dan hamba-Mu ini betah tinggal disana.
Mungkin ini baru awal dari perjuangan kami untuk mengubah pendidikan di Indonesia ini. Disini kami juga harus belajar banyak, agar bisa menjadi guru yang berkarakter dan juga bisa menginspirasi semua.
Semangat!!!

Senin, 14 Februari 2011

14 Februari 2011

Senin 14 Februari 2011, hari yang mendebarkan dan juga penuh keharuan yg terjadi pada kami semua mahasiswa SGEI (Sekolah Guru Ekselensia Indonesia). Hari ini merupakan waktu untuk kami membuktikan pada semua bahwa kami mampu untuk menjadi guru yang baik, berkarakter dan dapat menjadi inspiratif bagi semuanya.
Kami semua akan ditempatkan untuk magang selama 3 bulan. Ada yang di Sukabumi, Kuningan, Jakarta, dan sebagiannya lagi menyebar di daerah Bogor.
Kami akan membuktikan kepada orang-orang yang telah membimbing kami selama 2 bulan ini bahwa kami bisa membuat perubahan untuk pendidikan.
Semangat....Semangat.....
Tuk menjadi seorang yang menginspirasi bagi semuanya.